Manusia beragama dan Manusia Bert/Tuhan

Sebagian orang percaya bahwa manusia tercipta atas kehendak Tuhan. Namun, mungkin Tuhan tidak menciptakan agama, tapi ia memberi kuasa pada manusia untuk melakukan itu. Begitu pula agama mungkin tidak mengantarmu pada Tuhan. Karena kebenaran yang aku percayai, mungkin bukan kebenaran yang engkau percayai. Begitu pula sebaliknya.

Aku ingin mengenal Tuhan, bukan semata dari apa kata orang. Aku ingin memiliki pengalaman keTuhanan secara langsung dan bersifat pribadi. Oleh sebab itu, aku menentukan tuhan mana yang aku sembah, dan meminta pada Tuhanku untuk memberikan pengalaman keTuhanan padaku.

Pernah aku heran, banyak orang yang kutemui justru lebih mengutamakan pengalaman keagamaan daripada pengalaman keTuhanannya. Tidak, aku tidak menyalahkan hal itu. Lantas aku mencoba memahami, apakah sebenarnya kitamenyembah Tuhan, atau justru sekedar memuja pemuka agama yang mengaku bertuhan? Jika kitaingin menyembah Tuhan, mengapa tak kitapilih Tuhan kitasendiri dan mengalami pengalaman keTuhanan secara langsung dan bersifat pribadi? Apakah beramai-ramai mencari tuhan akan terasa lebih baik? Ataukah memang kitamerasa tak sanggup untuk berkomunikasi dengan tuhan kitasecara pribadi? Kita membutuhkan rekan-rekan sebagai penguat dan penyemangat dalam mencari dan berhubungan dengan Tuhan, namun tak berarti kita harus selalu setuju dengan mereka.

Aku sempat pikir kalau Tuhan menyukai keintiman, maka ia menciptakan kita satu per-satu dalam urutan waktu dan lokasi, serta rupa yang berbeda. Tentu supaya ia mampu mengenal kita dengan lebih baik. Lalu mengapa kemudian kita berusaha mencari Dia harus secara bersama-sama? Hingga akhirnya beberapa dari kita berusaha membuat bentuk tuhan dalam rupa manusia masa ini dan mengelu-elukannya?

God & Religion (Pict: www.16rounds.com)
God & Religion (Pict: http://www.16rounds.com)

Beberapa di antara kita yang mengaku beragama berusaha untuk membela Tuhan. Aku kembali bertanya, sebenarnya siapa tuhan mereka? Apakah tuhan mereka lemah dan menyukai pembelaan dengan cara manusia; hingga ia mengijinkan sekelompok manusia beragama membelanya sampai mati? Aku membayangkan, saat mereka mungkin bertemu tuhan mereka, mereka akan dengan bangga sampaikan ‘kami membelamu mati-matian di bumi’. Apa yang tuhan mereka akan sampaikan mendengar hal tersebut, jika ia benar Tuhan?

Hingga kemudian aku mencoba memahami, mungkin kelompok orang itu bukan membela Tuhan, namun membela agama; atau beberapa pemuka agama yang mengaku bertuhan; atau sekedar membela kepercayaan mereka, yang mungkin tidak berdasar pada sesuatu yang bisa diterima oleh orang lainnya. Tidak, sekali lagi aku tidak menyalahkan hal ini. Aku hanya mencoba memahami.

Banyak di antara kita mengikut agama, tapi tidak memahami siapa dan bagaimana tuhannya. Mungkin kita perlu lebih meprioritaskan pengalaman keTuhanan daripada pengalaman keagamaan. Sehingga paling tidak, kita punya definisi pribadi mengenai Tuhan, atas pemahaman pribadi kita, bukan atas apa kata orang lain mengenai Tuhan (mereka).

Jika selama ini hidup kita terus berusaha mencari pengalaman keagamaan, kita perlu pertanyakan apakah kita mengalami pengalaman keTuhanan dalam keagamaan kita? Saat kita banyak alami pengalaman keTuhanan, saya rasa kita akan lebih terbuka dalam memandang dan memahami keagamaan. Ada banyak orang kuat dalam agama, tapi tidak menunjukkan persahabatan yang baik dengan Tuhan. Aku rasa, kita perlu lebih banyak belajar menjadi manusia yang banyak pengalaman dengan Tuhan.

@yosea_kurnianto

One thought on “Manusia beragama dan Manusia Bert/Tuhan

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s